Selasa, 15 Oktober 2013

Drama Nenek Sihir


Nenek Sihir

Ada tiga sahabat bernama Shani, Rama dan James. Suatu hari, kira-kira pukul 1 siang mereka bersepeda. Lalu menuju ke suatu hutan dekat rumah mereka untuk berpicnic. Saat diperjalanan menuju ke hutan tersebut, mereka berbincang-bincang.
                                                                
Shani              : Akhirnya kita bisa main bareng lagi ya!

James             : Haha, iya! Jarang banget kita ngumpul.

Rama             : Kamu sih Shan, gak boleh main terus sama ibumu.

Shani              : Itu juga bukan terserah aku kali.

James             : Sudah... Sudah... Jangan bertengkar! Ayo lanjut jalan lagi!

           
Setelah sekitar lima menit dalam perjalanan, akhirnya mereka sampai juga di hutan tersebut. Mereka duduk di pinggir sungai yang terdapat di dalam hutan itu. Lalu, mereka menggelar tikar dan duduk santai sambil melihat pemandangan.

Shani              : Pemandangannya bagus ya!

James             : Iya dong, siapa dulu yang milih. James gitu lho!

Rama             : Kamu juga taunya dari gua juga kan?

James             : Iya sih hehe (senyum kecil)

Shani             : Dasar James, kerjaannya membanggakan diri sendiri melulu huu.

James             : Yeee biarin pesek!

Shani             : Ih aku gak pesek ya!

Rama             : (menyambung) Iya! Shani pesek tau!

Shani             : Enggak!!! (Ngambek)

James             : Yah Shani, gitu aja marah, kan cuman bercanda doang.

Rama             : Iya! Begitu saja marah.

James             : Sudahlah. Ayo kita memancing di sungai ini!


            Shani dikenal sebagai orang yang tidak bisa diajak bercanda dan mudah untuk marah. Saat James dan Rama sedang memancing, tiba-tiba Shani pergi entah kemana. Tetapi, James dan Rama tidak menyadarinya.




Shani              : Aduh! Aku tidak tahu arah jalan untuk pulang lagi. Bagaimana
                          ya? Aku disini hanya sendirian. Bagaimana kalau disini ada hewan
                         buas? Habisnya mereka selalu mengejekku sih! (berbicara sendiri)


            Tiba-tiba seseorang datang dari belakang Shani. Ternyata itu adalah Nenek Sihir jahat yang sering menculik anak-anak yang berkeliaran di hutan itu. Shani terlihat sangat ketakutan.


Nenek Sihir  : Hihihihi... Hey anak kecil, ngapain kau sendirian disini?

Shani              : Eh...m... Ti.. dak..Nek.. (Shani terlihat sangat ketakutan).

Nenek Sihir  : Lebih baik kau ikut denganku anak manis! Hihihihi...

Shani              : Tetapi kau akan mengantarkanku pulang kan?

Nenek Sihir  : Tentu!

Shani              : Baiklah.


            Karena Shani tidak tahu bahwa Nenek Sihir itu jahat. Akhirnya, Shani ikut dengan si Nenek Sihir itu. Shani dibawa ke gubuk tengah hutan dengan sapu terbangnya. Sesampainya di gubuk, Nenek Sihir itu mengajak Shani masuk ke dalam gubuk itu.


Nenek Sihir  : Ayo masuk!

Shani              : Hmmm, bukankah kau berjanji padaku akan mengantarkan aku
                          pulang?

Nenek Sihir  : Hihihihi... Tentu saja tidak!

Shani              : (menangis)

Nenek Sihir  : Kau akan ku kutuk! Hihihihi...

Shani              : Tidak! (Shani berusaha kabur, tetapi nenek sihir itu membuatnya
                          kaku seperti patung dengan mantranya)

Nenek Sihir  : Patapon! (tubuh Shani menjadi kaku)Hihihihi.. kau tidak akan
  bisa lari dariku.


            Shani tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya Ia tetap di rumah penyihir itu. Saat itu, Kira-kira pukul 3 sore, Rama dan James sudah selesai menangkap ikan. Ternyata saat dilihat, Shani sudah tidak ada.


James             : Ramaaa!!!

Rama             : Ada apa sih?!

James             : Shani gak ada! Dia menghilang.

Rama             : Haduh! Dia kan tidak tahu jalan pulang. Bagaimana ini? Pasti dia
                          nyasar.

James             : Yasudah. Ayo kita cari bersama-sama!


            James dan Rama mencari Shani disekitar hutan. Tak lama kemudian, mereka menemukan sebuah gubuk. Lalu James mengingat sesuatu hal.


James             : Kok ada gubuk ya?

Rama             : Aku gak tau lah.

James             : Oh iya! Aku meningat suatu hal.

Rama             : Apa itu?

James             : Aku pernah baca cerita, katanya di hutan ini ada legenda bahwa
                          terdapat penyihir jahat yang sering menculik anak kecil. Jangan-
                          jangan Shani diculik lagi!

Rama             : Aduh! Gimana ini? Nanti kita bilang apa kepada mamanya Shani.
James             : Kita harus lawan penyihir itu!

Rama             : Emang kamu berani?

James             : Tentu saja...TIDAK! (senyum kecil)

Rama             : Ah James, di dalam keadaan darurat saja masih bisa bercanda.

James             : Hehehe... Ayo kita intip gubuk ini!


            James dan Rama mengintip gubuk itu dari jendelanya. Ternyata, gubuk itu adalah gubuknya penyihir itu. Saat mereka mengintip, nenek sihir itu sedang tidur sangat lelap. Dengan nekat, Mereka masuk secara diam-diam kedalam gubuk itu. Saat Rama ingin mengambil tongkat penyihir itu, Rama tidak sengaja menjatuhkan sapu terbang penyihir itu. Lalu, penyihir itu bangun dari tidurnya dan mengetahui keadaan mereka.


Nenek Sihir  : Siapa kalian?

James             : Orang kece dong! Kau kenapa mengutuk sahabat kami? Ia kan
                          tidak ada salah denganmu!

Nenek Sihir  : Kau jangan coba-coba melawanku. Akan ku sihir kau seperti
                          temanmu!


            Saat penyihir itu ini menyihir James, tongkat penyihir itu ditarik oleh Rama. Lalu, Rama memberikan tongkat itu kepada James.


Rama             : Ini tangkap!
James             : Kau pintar!

            James memukul Penyihir itu sampai lemah. Akhirnya mereka dapat membebaskan Shani dan orang-orang yang terkena sihir lainnya. Lalu nenek sihir itu mereka laporkan kepada polisi.

Shani              : Terima Kasih ya! Kalian telah menyelamatkanku!

James             : Oh iya dong, James gitu lho!

Rama             : Kalau aku tidak menarik tongkatnya, kau juga akan dikutuk kali!

James             : Hehe


-SELESAI-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar